Kerajaan Sunda
Kerajaan Sunda atau Kerajaan Pasundan adalah
kerajaan yang pernah ada antara tahun 932 dan 1579 Masehi di bagian Barat pulau Jawa (Provinsi Banten, Jakarta, Jawa Barat,
dan sebagian Jawa Tengah sekarang). Kerajaan ini bahkan pernah
menguasai wilayah bagian selatan Pulau
Sumatera. Kerajaan ini bercorak Hindu dan Buddha, kemudian
sekitar abad ke-14 diketahui kerajaan ini telah beribukota di Pakuan
Pajajaran serta memiliki dua kawasan pelabuhan utama di Kalapa dan Banten.
Kerajaan Sunda runtuh setelah ibukota kerajaan ditaklukan
oleh Maulana Yusuf pada tahun 1579. Sementara
sebelumnya kedua pelabuhan utama Kerajaan Sunda itu juga telah dikuasai
oleh Kerajaan Demak pada tahun 1527, Kalapa
ditaklukan oleh Fatahillahdan Banten ditaklukan oleh Maulana Hasanuddin.
Catatan sejarah
Padrão Sunda Kalapa (1522), sebuah pilar batu untuk
memperingati perjanjian Sunda-Portugis, Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
Meskipun nama Sunda disebutkan dalam prasasti, naskah-naskah
kuno, dan catatan sejarah dari luar negeri, Marwati Djoened Poesponegoro dan
Nugroho Notosusanto menyatakan bahwa belum begitu banyak prasasti yang
ditemukan di Jawa Barat dan secara jelas menyebutkan nama kerajaannya, walau
dalam berbagai sumber kesusastraan, secara tegas Sunda merujuk kepada nama
kawasan. Diduga sebelum keruntuhannya tahun 1579, Kerajaan Sunda telah
mengalami beberapa kali perpindahan pusat pemerintahannya, dimulai dari Galuh
dan berakhir di Pakuan Pajajaran
.
Berdirinya kerajaan Sunda
Berdasarkan Prasasti Kebonkopi II, yang berbahasa Melayu Kuno dengan tarikh 932, menyebutkan seorang
"Raja Sunda menduduki kembali tahtanya". Hal ini dapat
ditafsirkan bahwa Raja Sunda telah ada sebelumnya. Sementara dari
sumber Tiongkok pada
buku Zhufan Zhi yang ditulis
pada tahun 1178 oleh Zhao Rugua menyebutkan
terdapat satu kawasan dari San-fo-ts'i yang bernama Sin-to kemudian
dirujuk kepada Sunda.
Menurut naskah Wangsakerta, naskah yang oleh sebagian
orang diragukan keasliannya serta diragukan sebagai sumber sejarah karena
sangat sistematis, menyebutkan Sunda merupakan kerajaan yang berdiri
menggantikan kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Sunda didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 669
(591 Saka). Kerajaan ini merupakan suatu kerajaan yang meliputi wilayah yang
sekarang menjadi Provinsi Banten, Jakarta, Provinsi Jawa Barat,
dan bagian barat Provinsi Jawa
Tengah.
Sebelum berdiri sebagai kerajaan yang mandiri, Sunda
merupakan bawahan Tarumanagara. Raja Tarumanagara yang terakhir, Sri Maharaja
Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi (memerintah hanya selama
tiga tahun, 666-669 M), menikah
dengan Déwi Ganggasari dari Indraprahasta. Dari Ganggasari, dia memiliki dua
anak, yang keduanya perempuan. Déwi Manasih, putri sulungnya, menikah dengan
Tarusbawa dari Sunda, sedangkan yang kedua, Sobakancana, menikah dengan Dapunta Hyang Sri Jayanasa, yang
selanjutnya mendirikan Kerajaan Sriwijaya. Setelah Linggawarman
meninggal, kekuasaan Tarumanagara turun kepada menantunya, Tarusbawa. Hal ini
menyebabkan penguasa Galuh, Wretikandayun (612-702) memberontak,
melepaskan diri dari Tarumanagara, serta mendirikan Kerajaan
Galuh yang mandiri. Tarusbawa juga menginginkan melanjutkan kerajaan
Tarumanagara, dan selanjutnya memindahkan kekuasaannya ke Sunda, di hulu
sungai Cipakancilan dimana di
daerah tersebut sungai Ciliwung dan sungai Cisadane berdekatan
dan berjajar, dekat Bogor saat ini. Sedangkan Tarumanagara diubah
menjadi bawahannya. Dia dinobatkan sebagai raja Sunda pada hari Radite Pon, 9 Suklapaksa, bulan Yista, tahun 519 Saka
(kira-kira 18
Mei 669 M).
Sunda dan Galuh ini berbatasan, dengan batas kerajaanya yaitu sungai
Citarum (Sunda di sebelah barat, Galuh di sebelah timur).
Wilayah kekuasaan
Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga
Manik (yang menceriterakan perjalanan Bujangga Manik, seorang
pendeta Hindu Sunda yang
mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di Pulau Jawa dan Bali pada awal
abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford
University, Inggris sejak tahun 1627), batas Kerajaan
Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali ("Sungai Pamali", sekarang
disebut sebagai Kali Brebes) dan Ci Serayu
(yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa
Tengah. Kerajaan Sunda yang berikbukota di Pajajaran juga
mencakup wilayah bagian selatan pulau Sumatera. Setelah Kerajaan Sunda
diruntuhkan oleh Kesultanan Banten maka kekuasaan atas wilayah
selatan Sumatera dilanjutkan oleh Kesultanan Banten.
Menurut Naskah Wangsakerta, wilayah Kerajaan Sunda
mencakup juga daerah yang saat ini menjadi Provinsi Lampung melalui
pernikahan antara keluarga Kerajaan Sunda dan Lampung. Lampung dipisahkan dari
bagian lain kerajaan Sunda oleh Selat Sunda
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Sunda








Tidak ada komentar:
Posting Komentar